top of page
Writer's pictureHolosen

Adakah Proses Geologi di Planet Lain?

Updated: Oct 26, 2020

Menurut KBBI, geologi adalah ilmu tentang komposisi, struktur, dan sejarah bumi. Geologi membahas proses-proses alam yang terjadi baik di bawah permukaan maupun di atas permukaan bumi. Tapi apakah hanya sampai di situ saja? Bagaimana dengan planet lain? Apakah ada proses-proses geologi yang terjadi di planet-planet lain?

Erupsi Gunung Merapi November 2019, merupakan contoh salah satu proses geologi yang terjadi di bumi. Foto oleh Antara/ Rudi.

Dalam ilmu geologi, proses geologi dapat berupa proses-proses endogen, atau proses-proses yang berasal dari dalam bumi, dan proses eksogen, atau proses-proses yang berasal dari luar permukaan bumi. Proses endogen contohnya vulkanisme, tektonisme dan metamorfisme, semuanya diprakarsai oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi. Proses eksogen, contohnya berupa pelapukan dan sedimentasi. Jika kita telusuri dan kelompokan, tenaga pendorong proses-proses endogen mayoritas berupa panas dari dalam bumi, sedangkan proses-proses eksogen didorong oleh komponen di luar permukaan bumi seperti atmosfer dan air.


Menurut teori planetisimal, bumi dan planet-planet lain di alam semesta terbentuk dari cakram awan nebula yang memadat karena tarikan gravitasi. Panas yang tersisa dari proses pembentukan planet-planet itu, masih tersimpan di inti planet. Panas akan cenderung berpindah ke posisi lebih dingin. Perpindahan panas juga berbeda-beda tergantung material yang dilaluinya. Di bumi, panas dari inti bumi berpindah secara konveksi di mantel sehingga terdapat arus konveksi. Arus konveksi inilah yang memungkinkan terjadinya proses-proses endogen seperti vulkanisme dan tektonisme. Selain dari inti planet, panas juga dapat dihasilkan dari peluruhan radioaktif unsur-unsur tertentu.

Olympus Mons, gunung api tertinggi di Mars. Salah satu contoh hasil vulkanisme di planet lain. Gambar oleh wahana Viking I (NASA) di tahun 1970.

Temperatur dan tekanan internal sebuah benda langit sangat mempengaruhi ada atau tidaknya vulkanisme di permukaanya. Merkurius, Venus, bumi dan Mars sama-sama pernah memiliki vulkanisme. Di Merkurius vulkanisme tersebut berlangsung sangat singkat, diperkirakan berakhir 3,5 milyar tahun yang lalu. Hal ini tentu kontras dengan vulkanisme di Venus yang diperkirakan berahir ratusan juta tahu lalu dan vulkanisme Mars yang berakhir jutaan tahun lalu. Sementara itu, bumi masih memiliki vulkanisme hingga kini. Perbedaan ini diakibatkan oleh perbedaan kecepatan mendingin antar planet-planet. Merkurius berukuran kecil dan menyimpan panas lebih sedikit dibandingkan planet-planet lainnya. Saat ini Merkurius sudah mendingin sehingga tidak ditemukan adanya vulkanisme.

Grafik kecepatan mendingin planet (Faure dan Mensing, 2007). Secara teori, rasio luas permukaan (surface) dan volume suatu benda langit akan sebanding dengan kecepatan mendinginnya.

Selain disebabkan oleh perpindahan panas dari inti planet, vulkanisme juga dapat disebabkan oleh hal lain seperti pengaruh gravitasi planet, contohnya pada Io, satelit alam planet Jupiter. Vulkanisme juga berbeda-beda wujudnya tergantung komposisi penyusun planet, ada yang berupa rocky atau berbatu seperti bumi dan Mars, ada pula yang tersusun dari es. Perbedaan komposisi tersebut juga akan menghasilkan jenis vulkanisme yang berbeda-beda.

Letusan gunung api di Io, satelit Jupiter ditangkap oleh wahana antariksa New Horizons. Foto oleh NASA.

Serupa halnya dengan vulkanisme, tektonisme benda langit lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana benda langit memindahkan panas dan komposisi benda langit tersebut. Di bumi, arus konveksi dan kerak planet yang terpisah menjadi lempeng-lempeng menyebabkan tektonisme yang sangat dinamis dan kompleks. Di planet-planet lain, kerak hanya tediri dari satu lempeng global yang cenderung stagnan, sehingga tektonisme tidak sekompleks di bumi. Beberapa planet juga sudah tidak begitu aktif tektonismenya karena sudah mendingin.

Fraktur-fraktur pada permukaan Venus. Gambar oleh NASA/ JPL Caltech.

Proses-proses eksogen berasal dari komponen luar permukaan planet. Erosi, misalnya, dapat terjadi karena angin atau air. Angin hanya terdapat di planet yang memiliki atmosfer. Tidak semua benda langit memiliki atmosfer. Keberadaan atmosfer juga berkaitan erat dengan keberadaan medan magnet benda langit itu sendiri.


Contoh erosi di benda langit lain misalnya erosi air yang terjadi pada Mars. Dari data beberapa wahana antariksa, terdapat fitur-fitur lembah di Mars yang diperkirakan terbentuk karena erosi oleh air.

Lembah Nanedi di Mars, menunjukan pernah adanya erosi oleh air. Gambar oleh NASA/ JPL.

Milyaran tahun diferensiasi menyebabkan proses geologi yang unik dan berbeda-beda di setiap planet dan benda-benda langit lainnya. Perbedaan temperatur dan tekanan, perbedaan komposisi, serta perbedaan dimensi mempengaruhi proses yang dapat terjadi. Masih banyak yang belum diketahui manusia tentang planet-planet di luar bumi. Keterbatasan teknologi masih menyisakan banyak pertanyaan mengenai proses-proses geologi di planet lain. Sejauh ini kita masih menggunakan data-data tidak langsung untuk memperkirakan hal-hal tersebut. Harapannya dengan berkembangnya teknologi, satu demi satu teka-teki geologi planetari dapat terpecahkan. Dan manusia pun tidak hanya menjadi penjelajah di planet sendiri, namun juga antarplanet.

[Mirr]


Daftar Pustaka:

Faure, Gunter dan Mensing, Teresa M. 2007. Introduction to Planetary Science: The Geological Perspective. Springer: Netherlands.

Fita-Vinzi, Claudio dan Fortes, A. Dominic. 2013. Planetary Geology: An Introduction. Dunedin Academic Press Ltd: London.

25 views0 comments

Comments


bottom of page